NEWS JURNALIS.COM - Sudah 19 tahun, perempuan paruh baya ini setia menunggui lapaknya di kawasan Pasar Masrum, Kota Tual. Ialah Nuryani Taurotubun, penjual jajanan dari Enbal (singkong beracun yang diolah jadi aneka jajanan lezat), kacang botol, hingga jajanan khas Kota Tual lainnya.
Lapak kecil tersusun rapi penuh dengan jajanan khas Kei itu, didominasi oleh olahan Enbal yang telah disulap menjadi aneka jajanan yang istimewa di mulut.
Enbal (singkong sianida) dapat diolah menjadi berbagai bentuk seperti hati, persegi tipis, dan bentuk-bentuk lainnya dengan aneka rasa seperti kacang, coklat, hingga keju.
Perempuan berjiwa tangguh yang sering akrab disapa dengan Mama Yani itu harus menjajakan jualannya dengan penjual lainnya setiap hari, dengan jenis jualan yang sama.
Walaupun demikian, Mama Yani tetap semangat dan yakin sungguh bahwa setiap orang punya rezeki tersendiri.
Hasil jualannya setiap hari ditabung untuk biaya pendidikan anak-anaknya. Dua dari empat anaknya telah berhasil menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi.
Sementara dua lainnya masih belajar di kampus ternama di Jawa Timur. Hal tersebut merupakan hasil dari kerja kerasnya dengan penuh kesabaran dan air mata.
“Hasil dari penjualan embal kacang dan kacang botol, saya dapat sekolahkan anak 4 orang di perguruan tinggi, bahkan dua sudah wisuda,” kata Mama Yani kepada INN Indonesia Rabu (15/6/2022)
Mama Yani mengaku pendapatannya tidak seberapa, namun dia selalu menyisikan hampir separoh pendapatan untuk ditabung buat biaya pendidikan.
Jajanan Enbal yang di jual, dikemas per 30 potong untuk satu kemasan untuk Enbal rasa coklat dan keju, dijual mulai dari harga Rp 25 ribu per kemasan. Sementara untuk Enbal rasa coklat dibandrol mulai Rp 20 ribu per 3-4 kemasan.
Rata-rata, dia bisa menjual kurang dari 20 kemasan setiap harinya, belum terhitung kacang botol.
Dia sendiri membuka lapaknya sejak pukul 07.00 pagi hingga malam, terkadang hingga pagi lagi bila ada kapal yang bersandar di pelabuhan Tual.
“Biasanya ramai saat kapal Pelni masuk, jadi bisa jualan sampe pukul 03.00 dini hari,” ujarnya.
Saat jualan malam hari, Mama Yani selalu ditemani suaminya, bergantian jika lelah datang.
Dia pun sangat mensyukuri apa yang dijalaninya, karena kerja kerasnya anaknya bisa belajar hingga perguruan tinggi.
“Pendidikan anak sangat penting, ” tutupnya.
Penulis: Risma Serang
No comments:
Post a Comment