Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Batik Intisari Surya Majapahit, Putra Bagong Priyatma

| Editor: Margo Utomo | 12 October 2024 | Last Updated 2024-03-23T12:19:09Z


NEW JURNALIS - Dalam perkembanganya kerajaan Majapahit pada masa penyebaran ajaran Islam di pulau jawa batik sudah banyak di lakukan pada zaman Kesultanan Mataram hingga berlanjut Kasunan Surakarta serta Kesultanan Yogyakarta. 

Batik merupakan karya seni dua dimensi yang dalam proses pembuatannya menggambar di atas kain dengan lilin serta canting sebagai alatnya. Dikutip dari situs resmi Kementrian dan Kebudayaan atau Kemendikbud kata batik juga berasal dari gabungan dua kata yaitu AMBA yang bermakna MENULIS serta TITIK yang berarti TITIK. 



Banyak di berbagai literasi yang bisa kita dapatkan tentang pengertian batik dari para ahlinya, Diantaranya dari Bp Nusjirwan Tirta Atmidjaja, Bp Santoso Doellah, Bp Iwan Tirta juga Bp Alif Syakur. Pada tanggal 2 - Oktober - 2009 batik Indonesia telah di tetapkan oleh UNESCO sebagai warisan kemanusiaan budaya lisan dan nonbendawi (Masterpiece of the oral and intangible heritage of humanity) Karena batik mempunyai filosofi yang syarat dengan makna maka para pengembang pengembang/pengrajin batik kreatif seakan mempunyai PR dan tanggung jawabnya sendiri, Dari inilah yang sampai sekarang mereka tetap terus selalu berkarya berupaya menggali dari berbagai adat istiadat serta budaya masing masing di suatu tempat di seluruh penjuru nusantara. 


Salah satu pengembang atau pengrajin yang penulis jumpai sudah banyak bercerita tentang apa yang selama ini beliau kerjakan tentang dunia perbatikan. Berbagai pelatihan pelatihan membatik sudah beliau sampaikan baik pelatihan untuk pengrajin pengrajin batik di dalam kota,luar kota bahkan di luar Jawa. 

Tidak pelit berbagi ilmu mengenalkan kepada para pelajar di berbagai sekolahan di berbagai instansi pemerintahan juga. Saat ini bapak kelahiran Yogyakarta menetap dan bertempat tinggal di desa kedunganyar dusun wadung Rt 05 Rw 02 wringinanom kabupaten Gresik Jawa Timur. 



Banyak sekali karya karya batik yang sudah beliau kerjakan. "Saat ini saya lagi mengembangkan batik khas Majapahit baik batik tulis maupun batik cap, Banyak sekali yang bisa kita gali untuk motif motif batik khas Majapahit itu sendiri karena sejarah dari kerajaan besar ini banyak meninggalkan jejak. Kita bisa menggambar motif motif batik misalkan dari berbagai bangunan candi candi peninggalan Kerajaan Majapahit yang berada di kota Mojokerto, misal candi bajang ratu, candi brahu dll, bisa juga membuat motif dari assesoris pakaian pakaian Kerajaan, suluran suluran, terakota bahkan intisari dari simbol surya Majapahit pun bisa kita jadikan motifnya, misal ada Siwa, Bataka dan juga senjata senjatanya," Bagong Priyatma saat



Para raja Majapahit beserta keluarganya dahulu pernah meninggalkan cerita sejarah di saat berburu di hutan yang hutan ini menurut sejarah bernama hutan watu blorok yang berada di desa dawar Mojokerto. 

"Kita bisa menggambar hewan hewan yang ada di hutan watu blorok misal Burung, Kijang, Harimau atau Tumbuh tumbuhan yang ada di dalamnya,Tiap motif harus mempunyai makna karena adanya harapan dan doa doa kebaikan baik untuk pembatik nya dan juga bagi yang mengoleksi/yang memakainya," Imbuh bapak dari mas Gardeka 

Salah satu karya dari pria paruh baya ini juga terinspirasi dari sejarah berburu nya para raja Majapahit di hutan watu blorok ini. Di dalam proses pembuatan karya batiknya di lakukan dengan cara tradisional mulai dari gambar disainnya proses pewarnaan alami hingga finishing nya semua di kerjakan dengan proses tradisional. 

Berkat ketekunan serta perjuangannya karya karyanya sudah ada di berbagai negara antara lain di Norwegia, Australia dsb. Beliau juga di berikan sebuah penghargaan dari TVRI Yogyakarta dan di berikan gelar budayawan.

No comments: