Notification

×

Kategori Berita

Cari Berita

Indeks Berita

Inovatif, Buah Maja di Tangan Sabrina dan Generasi Muda Menjadi Tas Unik Tren Kota Mojokerto.

| Editor: Margo Utomo | 11 September 2024 | Last Updated 2024-09-11T14:37:54Z

Sabrina dengan Hasil Karya Tas Unik yang Menjadi Tren Kota Mojokerto. 

NEW JURNALIS - Mojokerto 11 - September - 2024, Buah maja adalah buah yang menjadi ikon di Kota Mojokerto, biasanya buah maja banyak di temui di daerah kabupaten trowulan. Selain candi-candi yang ada di Trowulan, buah maja merupakan salah satu peninggalan kerajaan majapahit juga. Buah maja bahkan menjadi cikal bakal dari  penamaan kerajaan Majapahit yang terkenal makmur.

 

Berdirinya Kerajaan Majapahit bermula Ketika Raden jayawijaya memohon kepada Raja Jayakatwang; raja kerajaan gelang-gelang yang berpengaruh pada masa keruntuhan Kerajaan Singasari, untuk memberikan izin membuka hutan di Kawasan Tarik, Kabupaten Mojokerto.  Ketika para pasukan yang dikirim sedang menjalankan misi, mereka merasa lapar, kemudian tanpa sengaja mereka menemukan buah yang disebut buah maja. 


Buah maja ini berbentuk bulat dengan ukuran yang cukup besar dan berwarna hijau. Buah tersebut terlihat seperti jeruk bali, namun permukaan kulitnya rata dan halus. Ketika para pasukan mencicipi buah itu, mereka dapat merasakan rasa daging buah yang pahit. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi cikal bakal penamaan Kerjaan Majapahit.


Sabrina dan Generasi Muda dengan Hasil Karya Tas Buah Maja. 

Keberadaan buah maja masih sangat terlestarikan di Kota Mojokerto. Walaupun dagingnya pahit, namun buah maja memiliki sejuta khasiat. Daging buah maja biasanya diolah menjadi jamu, tetapi kulit dari buah maja hanya menjadi limbah. Setelah di teliti, kulit buah maja mempunyai struktur yang keras dan kokoh, sehingga cocok untuk dikreasikan menjadi berbagai macam kerajinan yang bernilai ekonomis. 


Dengan ketersediaan yang sangat melimpah di kota mojokerto dan bisa di dapatkan secara mudah, kami terinspirasi untuk memanfaatkan bagian kulit buah maja sebagai bahan dasar dari kerajinan tas. Selain bentuknya yang unik dengan perpaduan bahan alam lainnya, unsur sejarah yang terdapat pada bahan dasar dari tas buah maja, tentu saja akan menambah ketertarikan para pembeli. 


Pembuatan tas buah mojo dapat dilakukan dengan teknik yang sederhana, serta menggunakan bahan alam yang mudah di dapatkan. Teknik yang digunakan dalam pembuatan tas dari buah maja memerlukan unsur Craftmanship, sehingga diproduksi menggunakan tangan manusia. 


Dalam pengembangan produksi tas buah maja, kami akan membutuhkan banyak tenaga manusia. Selain bermanfaat bagi kelestarian dan kebersihan lingkungan, produksi tas buah maja juga dapat bermanfaat bagi masyarakat lokal dalam memperluas lapangan pekerjaan dan mengurangi angka pengangguran.


Desain dan penampilan tas yang dominan berwarna coklat akan memberikan kesan klasik, sehingga lebih digemari oleh konsumen lanjut usia. Tak hanya itu, tas ini juga cocok digunakan oleh kalangan muda-mudi dan dipadukan dengan berbagai macam busana. Desain tas ini jarang ditemui, sehingga sangat membantu dalam  melengkapi penampilan. Tas dengan model seperti ini biasanya cocok digunakan saat menghadiri acara-acara formal maupun non formal. 


Pembuatan tas dari buah maja dapat dilakukan dengan membelah buah maja menjadi dua dibagian tengah, kemudian, diamkan sekitar 2-3 hari.  Setelah kering kulit buah maja siap dijadikan tas. Dalam waktu satu hari, satu orang dapat memproduksi setidaknya 2 buah tas. Kami menggunakan beberapa macam bahan alam, salah satunya buah karet.  Buah Karet ini akan saya gunakan sebagai manik-manik yang menghiasi tali kur pada tas buah maja. 


Untuk bagian pegangan tali, kami menggunakan batang bambu berukuran sedang sepanjang 10cm. lalu kami lapisi dengan rotan sehingga semua bagian bambu tertutup. Ketersediaan rotan juga sangatlah melimpah di berbagai daerah. Tempurung yang masih utuh kami lubangi menggunakan bor sesuai pola, kemudian kami anyam menggunakan rotan sebagai ornamennya. Dan ditengah tempurung terdapat lambang surya majapahit sebagai simbol dari unsur sejarah yang ada di dalam tas ini.


Untuk menghubungkan kedua sisi tempurung kami menggunakan engsel. Supaya bagian dalam tas terlihat lebih rapi kami lapisi menggunakan kain perca yang kami dapatkan dari konveksi di sekitar. Yang kemudian dilapisi dengan spons yang kami ambil dari limbah pabrik sepatu, sehingga lapisan kain lebih tebal. Setelah semua bagian terpasang dengan baik, kami menggunakan pilox clear untuk finishing dari produk kami.



Kolaborasi Sabrina dan Generasi Muda Kota Mojokerto. 

Setelah selesai di produksi, kami memasarkan produk ini melalui beberapa cara, yang pertama kami memamerkan tas ini di dalam Gallery Bambu Hijau yang terletak di dalam Pasar Seni Mojokerto tepatnya di lantai 2 Rest Area Gunung Gedangan, Kota Mojokerto. Selain di tempat ini, kami juga sering membawa tas dari buah maja untuk dipamerkan di beberapa bazar lokal. Tidak lupa, di zaman yang modern dan terpengaruh globalisasi ini kami juga menawarkan produk kami melalui media sosial. Tas buah mojo ini kami promosikan melalui kegiatan live di akun media sosial( Instagram : @mojo.anggun ) dan juga aplikasi e-commerce. 


Tak hanya itu selama pengembangan usaha ini tentu kami akan selalu mengembangkan desain tas yang unik dan inovatif,  memastikan bahan baku berkualitas tinggi dan ramah lingkungan, mengelola hubungan dengan pemasok bahan baku produk, serta menjaga standar kualitas dalam setiap tahap produksi.


Target pelanggan untuk kriya tas buah mojo ini dapat mencakup beberapa segmen yakni seperti pecinta produk lokal dan tradisional yang menyukai produk-produk buatan tangan dengan nilai tradisional dan budaya, wisatawan yang mencari suvenir khas dari daerah Mojokerto, ibu rumah tangga maupun remaja yang membutuhkan tas fungsional namun tetap stylish untuk aktivitas sehari-hari. Dengan menyasar segmen-segmen ini, kriya tas buah mojo dapat memperluas jangkauan pasarnya dan meningkatkan penjualan. (DennyAr) 

 

No comments: